Bukan suatu
kebetulan Proklamasi kemerdekaan bangsa ini jatuh tanggal 17 Agustus. Ada
alasan khusus Bung Karno memilih tanggal 17 agustus sebagai tanggal
diproklamasikannya bangsa Indonesia. Bahkan pemilihan tanggal 17 oleh Bung
karno sempat membuat perdebatan sengit dengan para pemuda yang saat itu
menculiknya. Misteri dipilihnya tanggal 17 terungkap pada buku otobiografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat
Indonesia yang ditulis oleh Cindy Adams.
Salah satu pemuda yang menananyakan kengototan Bung Karno memilih tanggal
17 adalah Sukarni.Inilah petikan percakapan Bung Karno dan Sukarni terkait
pemilihan tanggal 17.
”Mengapa tanggal 17,
tidak lebih baik sekarang saja atau tanggal 16?” tanya Sukarni.
“Aku percaya pada
mistik. Aku tidak dapat menerangkan yang masuk akal mengapa tanggal 17
memberikan harapan kepadaku. Tetapi aku merasakan di dalam relung hatiku bahwa
dua hari lagi adalah saat yang baik. Tujuh belas adalh angka yang suci. Tujuh
belas adalah angka keramat. Pertama-tama, kita sedang dalam bulan suci
Ramadhan, waktu kita berpuasa sampai lebaran, benar tidak ?”
“Ya.”
“Ini berarti saat
yang paling suci, bukan ? “
“Ya.”
“ Hari Jumat ini
Jumat Legi. Jumat yang manis, Jumat suci. Dan hari Jumat tanggal 17. Alquran
diturunkan tanggal 17. Orang Islam melakukan sembahyang 17 rakaat dalam sehari.
Mengapa nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat, bukan 10 atau 20 ? Karena
kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia.”
“ Ketika aku pertama
kali mendengar berita penyerahan Jepang, aku berpikir kita harus segera memproklamirkan
kemerdekaan. Kemudian aku menyadari, adalah takdir tuhan bahwa peristiwa ini
akan jatuh di hari keramat-Nya. Proklamasi akan berlangsung tanggal 17.
Revolusi akan mengikuti setelah itu”
Dari petikan percakapan
di atas tampak Bung Karno sebagai orang Jawa masih mempercayai adanya hari
baik. Menurut perhitungan beliau tanggal 17 sebagai tanggal keramat. Kemudian
dengan ilmu gothak gathuk entuk khas
orang Jawa terdapat hubungan angka 17 dengan tanggal turunnya Alquran dan
jumlah rakaat shalat. Dan jatuhnya tanggal 17 bertepatan dengan hari Jumat
Legi. Jumat adalah hari suci umat Islam sedang Legi menurut hitungan orang jawa
adalah hari pasaran yang memberikan keuntungan, karena legi dalam bahasa
Indonesia berarti manis. Bagi beliau hal-hal terkait dengan angka 17
bukanlah suatu kebetulan tapi ada unsur Tuhan di dalamnya.
Mendapat penjelasan
yang relatif irasional ini para pemuda yang dipimpin Sukarni cukup maklum. Dan
Bung Karno menyuruh mereka membubarkan diri. Perdebatan antara Bung Karno dan
pemuda yang sebelumnya terjadi sangat sengit berakhir antiklimaks dengan
penjelasan Bung Karno.
ADS HERE !!!